Manusia setengah Diary.
Malam yang dingin
beradu padu pada nuansa kerlap-kerlip cahaya bintang, membuat diriku semakin
merasakan kesepian. Ditemani oleh suara sepeda motor yang berlalu lalang sibuk
entah pergi kemana. Juga, ditemani oleh jaket favorit yang kupakai, berwarna
merah bertuliskan hi. Bandung memang
seperti ini setiap malam, Selalu saja ada cerita yang ingin diungkapkan, dan
kali ini mungkin giliranku yang akan menceritakan itu semua. Tapi, bila memang
cerita ini sungguhlah membosankan, mungkin kalian tidak usah mendengarkannya,
melainkan pergilah bersama teman-temanmu itu, lagipula Bandung setiap malam
selalu ramai hingga tak ada lagi sisa ruang untuk mendengar, ada sih, meskipun
cuman sedikit. Dan kuharap kamu bisa mendengarkan ceritaku kali ini.
9 agustus, 23.00
Hari ini, tepatnya pagi
tadi, aku mendapat masalah dalam hati. Mungkin akan selamanya hati. Saat
istirahat tiba, temanku bernama Adel, ia bilang bahwa aku adalah orang yang
bodoh. Ia bilang seperti itu disaat kita sedang rapat osis. Aku tahu Adel, ia
memang orang yang suka ceplas-ceplos. Tapi entah mengapa aku jadi memikirkan
kata-kata nya? Sudah lah, sudah larut malam.
10 agustus 20.45
Lagi-lagi, hati ku kena
lagi. Tadi siang, aku benar-benar merasa tidak enak dengan dengan temanku
bernama Rio. Aku merasa telah bertindak kasar dengannya, aku mengambil sisa
makanan terakhirnya, dengan seenaknya. Dan disitu Rio langsung bilang “punya
adab kan?” Duh, sialan hati aku langsung kena begitu saja, lalu aku langsung
minta maaf dengannya, namun memang pada nyatanya ia biasa saja terhadapku. Tapi
sungguh, aku merasa benar-benar bersalah terhadapnya, dan aku kepikiran hingga
pulang sekolah. Ya Tuhan! Ada apa?
11 agustus 22.00
Malam ini, di Whats App
aku beradu bacot dengan temanku bernama Anggi, ia benar-benar cewek yang
menyebalkan, aku tahu aku salah, tapi ia tak sadar akan kelakuan dia yang salah
juga, kenapa yah manusia tidak bisa ngaca?
14 agustus 01.00
Aku baca cerita-cerita
tentang permasalahanku dengan teman-teman, aku terus baca ulang buku Diary ku
ini. Tanpa sadar, masalah memang datang setiap hari. Tanpa sadar pula, aku tak
mengerti bagaimana cara mengatasi nya. Hanya air mata yang terus menerus
mengalir dipipi ini, malam ini aku menjadi tahu, aku ini kenapa dan aku menjadi
sadar.
Aku gak mau jadi
baperan lagi, aku mau jadi kuat. (ditulis sebesar-besarnya hingga sampai ke
lembar sisa terakhir).
15 agustus, 03.00
Ini ceritaku dengan
temanku dan aku mendapat banyak pelajaran banget. Dan ia tetap tidak mendengar
ceritaku, tapi terimakasih telah mendengarkan ceritaku, Tia.
“Tia, cepet nak, kamu
bentar lagi terlambat ke sekolah”
“Ia mah, mah sepulang
kantor nanti, Tia mau cerita, boleh?”
“Malam nanti, mamah mau
menyelasaikan berkas-berkas penting untuk rapat besok sayang.”
“Oh, yaudah” aku tersenyum,
lalu aku berangkat menuju sekolah diantar oleh supir, di mobil aku membuka buku
baruku lalu menulis.
16 Agustus, 07.15
Hai, aku datang lagi.
Berharap kamu bisa mendengar cerita ku kali ini.
Komentar
Posting Komentar